Senin, 07 November 2011

SETETES HIDAYAH''Bisikan Ghaib Mengajakku Shlat''(bagu banget nheh)

“Bisikan Ghaib Mengajakku Shlat”
Cahaya Islam tak dpat diduga kedatangannya. Di mana saja, dalam aktivitas apa pun, ia bisa hadir tiba-tiba. Begitulah yang dialami Troy Reza Warokka, pria keturunan Manado-Jawa yang hiup di dalam keluarga bermacam-macam agama ini. PRia kelahiran Jakarta 3 November 1972 ini mngaku akhirnya berketetapan memilih Islam, setelah mengalami prtistiwa misterius di sebuah perbelanjaan di Jakarta. Suami dari Any Siswiyanti Ningrum yang sekarang menduduki jabatan Direktur di Mahaka Advertising itum, Di lahirkan dalam keluarga Kristen.
Sampai usia dewasa, dia menjalani peribatan umat Kristen sebagaimana saudara-saudaranya yang lain. Meski ibunya seorang muslim, Troy ikut keyakinan ayahnya. Demikian pula sebgaian besar saudaranya baynak yang ikut Kristen. Ibu yang muslim pun tak pernah memaksa dirinya untuk masuk Islam.
Jadi, dia memeluk Islam atas kehendak kesadaran diri tanpa pakasaan dari siapa pun. Dia memeluk Islam atas tuntunan bisikan gaib yang dia sendiri tidak tau dariman datangnya. Demikian, sebagaimana yang dia tuturkan kepada Hidayah, saat ditemui di kantornya, di Jalan Jendral Sudirman, Jakarata Pusat beberapa waktu lalau.
Bisikan Sahlat Di ROXY MAS
Saya masuk Islam sekitar tahun 1999, jauh sebelum saya menkah pada tahun 2000, dengan istri saya yang muslim. Saya anak bungsu dari empat bersaudaram, dari sebuah keluarga yang agamnya berbeda-beda. Ayah saya, Willi Warokka, beragama Kristen dan ibu saya, Itje Suhartini Rhacmat beragama Islam. Dan Kakak Perempuan saya nomor satu,beragama Islam. namun, tahun yang lalau telah meninggal dunia. Kakak perempuan yang nomor dua, beragama Kristen. dan Kakak laki-laki saya yang ketiga, beragama Katholik. saya sendiri, dulu Kristen, tapi sekarang Alahamdulillah sudah memluk Islam. sesungguhnya, sejak lahir kami berempat dilahirkan sebgaia anak Kristen.sampai, kemudian kami di bebaskan untuk memilih agama masing-masing.

suasana di rumah kami sangat Demokaratis soal aama. Ayah saya yang Kristen bisa baca Al-Qur’an, bahkan beberapa ayat tertentu, seperti ayat kursi yang beliau hafal.jika hari Natal tiba, yang beragama Islam membantu merayakan. Demikian juga sebaliknya, kalau Lebaran tiba, yang Kristen membantu bikin Ketupat dan lain sebagainya. jadi, sejak kecil saya sudah akrab dengan Islam, apalagi di lingkungan rumah saya kebanyakan adalah orang Islam. akan, tetapi karena saya memeluk Kristen, saya tidak memahami ajaran Islam itu seperti apa. Saya dulu sempat merasa lucu kalau melihat orang Islam melakukan bersih-bersih (bersuci) sebelum bersembahyang. Sedangkan, dalam Kristen tradisi semacam itu tidak saya ketahui. Namun, setelah saya masuk Islam, saya baru tahu bahwa Islam sangat memperhatikan hal- hal yang kecil sekalipun.
Saya masuk Islam, te[atnya karena sebuah peristiwa yang aneh. Pada suatu kesempatan, saya pergi ke ITC Roxy Mas untuk membeli Handphone. itu Waktu saya keliling di totko-toko Handphone itu, tiba-tiba saya mendapat bisikan di telinga sebelh kanan saya. Entah datangnya dari mana. Bisikan itu menyuruh saya untuk melaksanakan Shalat.
“Kamu shalat sekrang!” Saya abaikan bisikan itu. Tapi semakin saya diam, bisikan itu semakin keras saya dengar. Akhirnya, spontan saya lari, dan menghampiri seorang petugas keamanan. Saya tanykan pada dia, “Ada mushalah nggak di bawah?” Kemudian dia Menjawab, “Ade pak di lantai Basement”.
Saya Menggerutu dalam hati, ada perasaan tidak terima adlam diri saya. PErtanyaan terus mengetuk-ngetuk benak saya. “Kenapa tampat letaknya di Bawah basement?” Dalam bayangan saya, Basement adalah tempat yang jelek. Sampai sekarang pun saa tidak suka melihat msushala berada di Basement. Saya kira, tempat mereka tak akan berkah. Mereka membikin bangunan menghabiskan dana triliyunan.Tapi, bikin mushlah yang layak saja tidak bisa. Sampai sekarang saya terus mempersoalkan hal tersebut.
Kemudian Saya berlari lagi seperti orang yang mengejar penjahat, lalu ada orang kasih tahu saya bahwa di seberang jalan ada masjid. Tepat di depan Roxy Mas itu ada sebuah masjid tua. Kemudian saya menyebrang jalan dan langsung menghampiri masjid yang dimaksud. Kebetulan, waktu itu akan dilaksankan shlat Dzhuhur. Saya lepas sandal, lalu berwudhu mengikuti orang-orang di sekitar saya. Lantas, saya langsung ikut barisan jamaah shlat. Tepatnya di pojok- paling kanan barisan pertama. Saya ikut shlat, tanpa mengerti bacaannya apa. Saya ikut saja orang-orang yang ada samping saya sampai selesai.
Setelah selesai shalat, saya mendapat kejutan luar biasa. San Imam yang tidak mengenal saya itu, mengatakan “Di antara jamaah kita siang ini sepertinya ada yang belum mengucapkan dua kalimat shyahadat.” Saya kaget sekali. “Saya dong!” kata saya dalam hati. Kemudian sang imam itu bertanya lagi. “Ada yang belum mengucapkan dua kalimat syahadat, siapa?” Tanpa ragu-ragu, saya langsung tunjuk tangan. AKhirnya saya ditawarkan untuk mngucapkan dua kalimat syahadat terlebih dahulu oleh sang imam shalat itu.
Disaksikan olehpara jamaah, saya pun mengucapkan dua kalimat syahadat dituntun oleh sang imam. waktu itu, dari dalam isi kepala saya sperti ada yang ditarik. Duk…begitu. Kemudian kepala saya terasa ringan. Orang-orang disekeliling saya memandang keheranan, kenapa sang imam bisa tau ada orang yang shalat, tapi nelum mengucapkan dua kalimat syahadat?
Saya juga heran waktu itu. Sekarang saya tidak ingat lagi siapa nama ustadz yang mangislamkan sya itu. Bahkan, kalau ditanya orangnya seperti apa, saya juga lupa. Ada orang yang bilang, bahwa sang iama itu bukanlah seorang ustadz, namun diaadalah malaikan. Wallahu’alam. Hal itu nyata saya alami

Tidak ada komentar:

Posting Komentar